Kuliner Khas Barito Selatan

Minggu, 27 Agustus 2023 | Admin

BUNTOK – Kabupaten Barito Selatan (Barsel) merupakan suatu daerah turut menjadi penyumbang kekayaan budaya bagi Indonesia. Kebudayaan tersebut sebagian ada yang telah dikenal di daerah lokal, bahkan ada pula yang telah dikenal hingga ke berbagai penjuru negeri ini.  Kepala Disporaparbud Barsel, Dr. Manat Simanjuntak S.Pd, Minggu 27 Agustus 2023  mengatakan, Kebudayaan yang telah dikenal yakni tarian tradisionalnya yaitu Bawo dan Dadas, bahasa daerahnya yakni bahasa Dayak Manyaan, Dusun, dan Bakumpai, hingga tradisi atau upacara adatnya seperti Wara dan Wadian.

Dikatakan, beragam contoh kebudayaan khas Barito Selatan tersebut tentunya telah menjadi bagian dari sektor pariwisata kebanggaan dan telah menjadi identitas daerah tersendiri bagi masyarakat Barito Selatan. Namun, kata dia, Barito Selatan tidak hanya memiliki kekayaan budaya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.  Ada beragam budaya yang dapat dijadikan sebagai bagian dari pariwisata, salah satunya adalah wisata kuliner. “Kuliner menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam meningkatkan pariwisata daerah,” kata dia. Menurut Manat Simanjuntak, seperti berbagai daerah lainnya yang sudah terkenal akan kulinernya, dengan menyebutkan nama makanannya saja, orang-orang akan secara otomatis langsung terpikirkan dengan nama daerah asal makanan tersebut, contohnya ketika mengatakan “rendang” yang terpikirkan adalah makanan khas kota Padang.  “Akan tetapi, wisata kuliner daerah Barito Selatan masih kurang begitu dikenal oleh masyarakatnya sendiri, apalagi untuk lebih dikenal luas hingga ke luar daerah,” imbuhnya. Diungkapkan, padahal kuliner asli khas daerah ini ada banyak sekali, dan sudah sepatutnya dibanggakan sekaligus dikenalkan kepada khalayak luas.  Beberapa makanan khas Barito Selatan ini biasanya disajikan untuk makanan sehari-hari dan ketika ada acara tertentu yang mengumpulkan orang banyak. Dimulai dari makanan yang bisa disajikan sehari-hari, masakan ini dinamakan dengan “Kalumpe”. Kalumpe, kata dia, terbuat dari bahan dasar daun singkong yang ditumbuk halus, dicampur dengan terong kecil atau masyarakat setempat menyebutnya “teung karurang”, diolah dengan menggunakan kuah santan atau bisa juga dioseng, akan semakin nikmat jika disajikan bersama ikan asin dan sambal terasi.  Kemudian, makanan yang dapat disajikan pada acara-acara tertentu seperti pada acara kematian atau pernikahan yakni “luen uwut”, bahan untuk masakan ini biasanya dapat berasal dari umbut rotan atau bisa juga dari umbut pohon sawit.  Tidak sulit bagi masyarakat untuk menemukan bahan umbut ini, karena baik rotan atau sawit masih banyak ditemukan di daerah sekitar. Selanjutnya ada aneka kue yang disajikan pada upacara adat atau ritual seperti ritual “memberi makan hantu”, kue-kue yang disajikan seperti “kue susur” yang terbuat dari bahan dasar tepung beras dan gula merah yang diolah dengan cara digoreng.  Kue lainnya adalah “kaluwit” yang terbuat dari bahan tepung ketan dan di dalamnya diberi inti dengan parutan kelapa dan gula merah. “Kue ini memiliki cita rasa yang kenyal dan juga nikmat, apalagi pengolahannya dengan cara dikukus akan membuatnya menjadi lebih sehat,” ujar Manat mengakhiri. (RED)

Array

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Lainnya